Di dunia ini, aku belajar mengenal-Nya . . . .

Selasa, 18 Oktober 2011

Ditemukan Planet Baru yang Layak Huni

Ahli astronomi Eropa menemukan 50 planet baru dalam tata surya kita. Dari jumlah itu, 16 planet di antaranya ditengarai berukuran sebesar planet bumi.


Planet terbesar yang ditemukan dinamai sebagai planet HD 85512 b, berukuran 3,6 kali massa bumidan bisa dijangkau dalam 36 tahun cahaya dan berada dalam konstelasi Vela. Temuan itu juga menyatakan hampir separo bintang bercahaya layaknya matahari kita dan beberapa lebih bersinar ketimbang Saturnus.

Para planet mirip bumi, ilmuwan mempercayai ada jejak air di sana, yang memungkinkan ada kehidupan di sana.

Temuan planet ini dipresentasikan dalam A conference on Extreme Solar Systems di Wyoming, AS. Konferensi dihadiri oleh sekitar 350 pakar dari seluruh dunia.

Planet-planet baru ini ditemukan oleh sebuah misi The High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS), yang diinstal di European Southern Observatory di La Silla Observatory, Chile.

'Pendeteksian HD 85512 b jauh dari batas HARPS, dan menunjukkan kemungkinan ditemukannya bumi super (super-Earth) lain yang memungkinkan adanya kehidupan di sekitar bintang mirip matahari," kata astronom University of Geneva, Michel Mayor.

Salah satu anggota tim, Lisa Kaltenegger, dari Max Planck Institute for Astronomy dan Harvard Smithsonian Centre for Astrophysics, menyatakan temuan terakhir ini menandai era baru pencarian planet kehidupan. "Kita memasuki pencapaian yang luar biasa dalam sejarah astronomi," katanya.

TahukahKamu.com | Sumber: republika.co.id

Ditemukan: Tambang Titanium Serupa Bumi di Bulan

Astronom mengatakan berhasil membuat sebuah peta baru bulan. mengejutkannya, para ahli ini menemukan bijih titanium yang 10 kali lebih kaya dibanding di Bumi.


Menurut para astronom, suatu saat, bulan bisa menjadi kolono tambang titanium. Temuan ini bisa terjadi berkat kamera yang ada di Lunar Reconnaissance Orbiter Amerika Serikat (AS) yang menyapu permukaan bulan dan menelitinya dalam tujuh gelombang cahaya berbeda-beda.

Mark Robinson dari Arizona State University mempresentasikan hasil riset ini di konferensi di Nantes, Prancis bersama Brett Denevi dari Johns Hopkins University di Baltimore. Kedua ahli ini meneliti data yang diperoleh menggunakan rasio UV hingga cahaya yang bisa dilihat.

Keduanya berhasil memastikan ini berkat sampel batu yang di bawa ke Bumi oleh astronot Apollo 17 pada 1972 dan dari gambar di sekitar situs pendaratan misi yang diamati melalui Hubble Space Telescope seperti dilaporkan Strait Times.

TahukahKamu.com | Via: inilah.com

Entri Populer